Adapun Kompas tersebut saat ini benar-benar menjadi patokan para nelayan agar tetap selamat selama mencari hasil kekayaan laut. Sebab pandangan mata tidak cukup menjamin keselamatan mereka.
Seperti yang dikatakan Andi salah satu nelayan di pelbuhan TPI kemarn kepada Dumai Pos mengatakan Ini terjadi setelah perairan Dumai diselubungi kabus asap pekat, yang diduga asap kiriman dari daerah lain.
“Yang paling dikuatirkan adalah Rawai, Rawai itu sejenis mata pancing besar. Jika tersangkut ke jaring tentunya dapat merobek dan merusak jaring yang kita miliki,’’ terangnya.
Selain itu, ia menambahkan lagi pengaruh kabut asap juga mempengaruhi penghasilan para nelayan dari biasanya mendapatkan keuntungan sebanyak 3 juta kini sekarang sebaliknya, namun juga membuat proses penagkapan hasil laut tersebut memakan waktu lebih lama dari 4 hari menjadi 6 hari.
“Dari kondisi normal kita bisa untung Rp 3 juta, Tapi kalau kondisi kabut asap seperti ini paling – paling cuma dapat dibawah Rp 3 juta,” ungkapnya.(f)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar